Hari Wafel
25 Maret, Selasa

Asal Usul Hari Wafel
Hari Wafel awalnya berkaitan dengan perayaan agama Kristen, yaitu Hari Kabar Sukacita (Annunciation Day), yang menandai saat malaikat Gabriel memberi tahu Maria bahwa dia akan mengandung Yesus. Dalam bahasa Swedia, nama hari ini disebut "Vårfrudagen," yang mirip dalam pengucapan dengan "Våffeldagen," yang berarti "Hari Wafel." Karena permainan kata ini, tradisi makan wafel pada hari tersebut pun dimulai.
Tradisi Perayaan di Denmark
Di Denmark, Hari Wafel dirayakan dengan cara yang menyenangkan dan penuh cita rasa. Beberapa tradisi utama perayaan ini meliputi:
- Membuat dan Menyantap Wafel – Pada hari ini, masyarakat Denmark sering membuat wafel di rumah atau menikmatinya di kafe dan restoran yang menyajikan wafel khusus. Wafel sering dihidangkan dengan topping seperti sirup, selai, krim, atau buah-buahan segar.
- Berkumpul dengan Keluarga dan Teman – Seperti kebanyakan hari libur kuliner lainnya, Hari Wafel menjadi kesempatan bagi keluarga dan teman untuk berkumpul dan menikmati makanan bersama.
- Promo Spesial di Kafe dan Toko Roti – Banyak kafe dan toko roti di Denmark menawarkan promosi khusus atau diskon pada berbagai jenis wafel. Beberapa tempat bahkan menyajikan variasi wafel unik dengan bahan-bahan lokal khas Denmark.
- Eksperimen Resep Wafel – Beberapa orang juga menggunakan kesempatan ini untuk mencoba berbagai resep wafel inovatif, seperti wafel dengan cokelat, vanila, atau bahkan versi gurih dengan keju dan daging.
Hari Wafel di Denmark adalah hari yang menyenangkan dan penuh kelezatan. Meskipun memiliki akar dalam sejarah keagamaan, perayaan ini kini lebih dikenal sebagai perayaan kuliner yang dinantikan oleh banyak orang. Dengan berbagai jenis wafel dan suasana yang hangat, Hari Wafel menjadi momen yang dinikmati oleh semua kalangan.