Hari Musik Sedunia
21 Juni, Sabtu
Perayaan ini biasanya berlangsung di jalan-jalan, taman, alun-alun kota, dan tempat umum lainnya, di mana musisi amatir maupun profesional tampil secara gratis. Suasana kota berubah menjadi panggung terbuka yang dipenuhi suara alat musik, nyanyian, dan tarian. Masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul untuk menikmati pertunjukan spontan maupun yang telah dijadwalkan.
Beberapa ciri khas dari Hari Musik Sedunia meliputi:
* Penampilan musik live di ruang publik tanpa biaya tiket
* Keterlibatan komunitas lokal, termasuk sekolah musik, kelompok seni, dan organisasi budaya
* Partisipasi musisi dari berbagai genre, mulai dari klasik, jazz, rock, hingga musik tradisional
* Dukungan dari pemerintah kota dan lembaga budaya untuk menyediakan fasilitas dan promosi acara
Hari Musik Sedunia tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana untuk mempererat hubungan sosial, memperkenalkan budaya musik lokal, dan memberikan ruang ekspresi bagi para seniman. Karena jatuh pada hari titik balik matahari musim panas di belahan bumi utara, perayaan ini juga sering dikaitkan dengan semangat kebersamaan dan perayaan musim.
Seiring waktu, lebih dari 120 negara dan 700 kota di seluruh dunia telah ikut ambil bagian dalam perayaan ini, menjadikannya salah satu hari libur budaya yang paling luas jangkauannya secara global. Hari Musik Sedunia menjadi simbol bahwa musik adalah bahasa universal yang mampu menyatukan manusia tanpa memandang perbedaan.