Hōnensai
15 Maret, Sabtu

Sejarah dan Makna
Hōnensai memiliki akar dalam tradisi Shinto, yang berfokus pada doa untuk panen yang melimpah dan kesuburan bagi pasangan suami istri. Kata "Hōnen" sendiri berarti "tahun panen yang melimpah", sehingga festival ini menjadi bagian penting dalam budaya pertanian masyarakat Jepang.
Prosesi dan Acara
Festival ini dimulai sejak pagi di Kuil Ōgata Jinja dan memuncak dalam prosesi besar menuju Kuil Tagata Jinja dengan berbagai acara yang unik, seperti:
- Prosesi Kayu Lingga Raksasa: Sebuah patung kayu berbentuk lingga berukuran sekitar 2,5 meter dengan berat lebih dari 250 kilogram diarak oleh pria berpakaian tradisional.
- Doa di Kuil: Para pendeta Shinto memberikan doa dan berkah untuk kesuburan, keberuntungan, dan panen berlimpah.
- Pembagian Sake dan Makanan: Sake gratis dibagikan kepada pengunjung sebagai bagian dari perayaan, menciptakan suasana yang meriah.
- Suvenir Bertema Kesuburan: Pengunjung dapat membeli berbagai jimat dan suvenir yang diyakini membawa keberuntungan dalam kehidupan pernikahan dan kesuburan.
Keseruan dan Pesan Budaya
Meskipun bagi sebagian orang festival ini mungkin terlihat unik bahkan eksentrik, Hōnensai sebenarnya memiliki akar yang dalam dalam budaya dan kepercayaan tradisional Jepang. Festival ini menarik banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri, memberikan kesempatan bagi dunia untuk melihat cara masyarakat Jepang merayakan kehidupan dan kesuburan dengan cara yang penuh kegembiraan dan tradisi.