Hari Persatuan Kashubian
19 Maret, Rabu

Sejarah dan Makna
Hari Persatuan Kashubian pertama kali dirayakan pada tahun 2004 dan bertujuan untuk memperingati penyebutan pertama nama "Kashubia" dalam dokumen sejarah yang berasal dari tanggal 19 Maret 1238. Dokumen tersebut dikeluarkan oleh Paus Gregorius IX, yang merujuk pada Duke Bogusław I dari Pommern sebagai "dux Cassubiae" (Adipati Kashubia).
Perayaan ini menjadi simbol kebersamaan bagi penduduk Kashubia, yang memiliki bahasa dan budaya sendiri. Bahasa Kashubia merupakan salah satu bahasa minoritas yang diakui di Polandia, dan masyarakat Kashubia terus berupaya melestarikan bahasa serta tradisi mereka.
Tradisi dan Perayaan
Selama Hari Persatuan Kashubian, berbagai kegiatan budaya dan tradisional diselenggarakan di daerah tempat komunitas Kashubian berada, terutama di Provinsi Pomerania. Beberapa kegiatan utama meliputi:
- Parade dan Pertunjukan Budaya
Masyarakat Kashubia mengenakan pakaian tradisional mereka dan mengadakan parade yang disertai dengan pertunjukan musik serta tari-tarian khas Kashubia.
- Kompetisi Bahasa Kashubia
Karena bahasa Kashubia merupakan bagian penting dari identitas mereka, berbagai lomba keterampilan bahasa diselenggarakan untuk meningkatkan penggunaan serta pemahaman terhadap bahasa ini.
- Pameran dan Kuliner Tradisional
Acara pameran seni dan kerajinan tangan lokal diadakan, termasuk demonstrasi pembuatan sulaman Kashubia yang terkenal. Pengunjung juga dapat menikmati makanan khas Kashubia seperti "czernina" (sup bebek dengan darah) dan berbagai hidangan berbahan dasar ikan.
- Pemecahan Rekor Guiness
Pada beberapa kesempatan, komunitas Kashubia mencoba memecahkan rekor dunia, seperti memainkan instrumen tradisional “burczybas” dalam jumlah terbesar.
Signifikansi Sosial dan Budaya
Hari Persatuan Kashubian tidak hanya menjadi hari perayaan, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kesadaran akan keberadaan budaya Kashubia di tengah masyarakat Polandia yang lebih luas. Berbagai organisasi budaya dan pendidikan turut mendukung pelestarian warisan ini melalui seminar, lokakarya, serta kegiatan sekolah yang melibatkan generasi muda Kassubia.