Hari Imamat
11 Juli, Jumat

Peran Imam:
Bagi kaum Ismaili, Imam bukan hanya pemimpin spiritual, tetapi juga sumber penafsiran agama, inspirasi, bimbingan, dan kemajuan. Misinya adalah membimbing komunitas menuju harmoni antara kehidupan spiritual dan duniawi, keadilan, pengetahuan, serta pelayanan kepada masyarakat.
Makna historis:
Institusi Imamat memiliki akar dalam sejarah awal Islam. Diyakini bahwa setelah Nabi Muhammad, hak kepemimpinan spiritual diwariskan kepada keturunannya melalui Ali dan Fatimah. Hari Imamat menekankan kesinambungan garis keturunan ini dan pentingnya penerusan spiritual.
Cara merayakan hari raya:
* Doa, ibadah, dan upacara syukur diadakan di komunitas.
* Pesan dan pidato dari Imam disampaikan kepada para jamaah.
* Masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan amal dan proyek sukarela.
* Acara budaya, pameran, konser, dan jamuan bersama diselenggarakan.
* Keluarga berkumpul, saling mengucapkan selamat, dan memberikan hadiah.
Makna bagi komunitas Ismaili:
Hari Imamat melambangkan kesetiaan, ikatan spiritual, dan rasa syukur komunitas kepada Imam mereka. Ini adalah hari pembaruan, penguatan identitas, dan komitmen terhadap pengetahuan, keadilan, serta pelayanan kepada umat manusia. Hari ini menyatukan umat Ismaili di seluruh dunia dalam semangat pengabdian dan inspirasi.
Kesimpulan:
Hari Imamat bukan sekadar tanggal dalam kalender, tetapi momen spiritual yang mendalam yang menandai ikatan tak terputus antara umat beriman dan pemimpin spiritual mereka. Hari ini mengajak pada kasih sayang, kebijaksanaan, pelayanan sosial, dan penguatan nilai-nilai batiniah.