Hari Lei
1 Mei, Kamis
Hawaii

Sejarah Hari Lei
Hari Lei pertama kali diperingati pada tahun 1927. Ide awalnya muncul dari penyair dan penulis bernama Don Blanding yang berasal dari Oklahoma namun tinggal di Hawaii. Ia mengusulkan agar ada satu hari khusus untuk merayakan budaya Hawaii, terutama penggunaan lei. Gagasan ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat lokal, termasuk penyiar radio Grace Tower Warren yang kemudian menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari perayaan.
Pada tahun 1929, pemerintah Hawaii secara resmi menetapkan 1 Mei sebagai Hari Lei, dan sampai saat ini ia tetap menjadi hari libur budaya yang penting di negara bagian tersebut.
Tradisi dan Perayaan
Perayaan Hari Lei di Hawaii sangat meriah dan penuh warna. Aktivitas yang umum dilakukan pada hari ini antara lain:
- Parade dengan peserta memakai pakaian tradisional Hawaii dan lei beraneka ragam.
- Kontes membuat lei yang menampilkan keindahan dan kreativitas dalam merangkai bunga.
- Pentas musik dan tari hula yang menjadi elemen penting dari budaya Hawaii.
- Upacara penghormatan kepada tokoh-tokoh budaya lokal.
- Pendidikan dan lokakarya tentang sejarah dan pembuatan lei.
Di sekolah-sekolah, anak-anak biasanya turut berpartisipasi dalam pertunjukan seni dan mengenakan kostum tradisional. Acara ini juga dijadikan sarana untuk memperkenalkan budaya Hawaii kepada generasi muda serta wisatawan.
Filosofi Di Balik Lei
Lei bukan sekadar kalung bunga biasa. Dalam budaya Hawaii, pemberian lei adalah simbol kasih, kedamaian, dan keramahan. Lei dibuat dari berbagai bahan seperti bunga, dedaunan, bulu, bahkan cangkang laut—dan masing-masing memiliki makna khusus. Dengan memakai atau memberi lei, seseorang menunjukkan sikap penghargaan dan sambutan hangat kepada orang lain.
Status Libur Resmi
Hari Lei bukanlah hari libur federal di Amerika Serikat dan biasanya hanya dirayakan secara resmi di Hawaii. Meski demikian, kepopulerannya menjangkau ke berbagai komunitas pencinta budaya Hawaii di daratan utama AS melalui acara komunitas dan festival.