Gawai Dayak
1 - 2 Juni, Minggu – Senin
Provinsi Kalimantan Selatan

Sejarah dan Latar Belakang
Gawai Dayak pertama kali diresmikan sebagai perayaan tahunan pada tahun 1965 oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Tujuan utama dari perayaan ini adalah untuk mempererat persatuan antar suku Dayak, melestarikan budaya leluhur, dan menunjukkan identitas Dayak kepada masyarakat luas. Seiring waktu, Gawai Dayak menjadi salah satu atraksi budaya yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Rangkaian Acara dan Tradisi
Perayaan Gawai Dayak berlangsung meriah dan penuh warna, dengan berbagai kegiatan budaya dan adat yang mencerminkan kekayaan tradisi Dayak. Beberapa kegiatan yang umum dilakukan antara lain:
- Upacara adat pembukaan yang dipimpin oleh tokoh adat atau kepala suku
- Tarian tradisional seperti Tari Gantar, Tari Kancet Ledo, dan Tari Hudoq
- Pertunjukan musik tradisional menggunakan alat musik seperti sape (alat musik petik khas Dayak)
- Pameran kerajinan tangan dan kuliner khas Dayak
- Lomba-lomba tradisional seperti menyumpit, memahat kayu, dan membuat anyaman
- Ritual persembahan kepada leluhur sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen
Makna Budaya dan Sosial
Gawai Dayak bukan hanya sekadar pesta rakyat, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam. Perayaan ini menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antaranggota komunitas, memperkenalkan budaya Dayak kepada generasi muda, serta memperkuat identitas etnis di tengah arus modernisasi.
Gawai Dayak adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya dan unik. Melalui perayaan ini, masyarakat Dayak tidak hanya merayakan hasil panen, tetapi juga menjaga dan melestarikan tradisi leluhur mereka. Gawai Dayak menjadi simbol kebanggaan dan kekuatan budaya lokal yang patut dihargai dan dilestarikan oleh seluruh masyarakat Indonesia.