Hari Dana Pertahanan Nasional
15 Maret, Sabtu

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresi militer kedua ke wilayah Indonesia dan berhasil menduduki ibu kota Yogyakarta. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap, sehingga pemerintahan pusat lumpuh. Untuk menjaga keberlangsungan pemerintahan Republik Indonesia, Menteri Kemakmuran saat itu, Sjafruddin Prawiranegara, membentuk PDRI di Bukittinggi, Sumatera Barat. Langkah ini sangat penting karena menunjukkan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih ada dan tetap berdaulat, meskipun ibu kota telah jatuh ke tangan penjajah.
Peringatan Hari Dana Pertahanan Nasional biasanya diisi dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan penghargaan terhadap jasa para pahlawan. Kegiatan tersebut meliputi:
<ul>
<li>Upacara bendera di instansi pemerintahan dan lembaga pendidikan.</li>
<li>Seminar dan diskusi sejarah mengenai peran PDRI dalam mempertahankan kemerdekaan.</li>
<li>Pameran arsip dan dokumentasi sejarah perjuangan kemerdekaan.</li>
<li>Kegiatan sosial dan bakti masyarakat sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai perjuangan.</li>
</ul>
Hari ini juga menjadi momentum untuk mengingat pentingnya solidaritas nasional dan kesiapsiagaan dalam mempertahankan kedaulatan negara. Pemerintah dan masyarakat diajak untuk terus menjaga semangat kebangsaan dan memperkuat pertahanan nasional, baik secara fisik maupun ideologis.
Dengan memperingati Hari Dana Pertahanan Nasional, generasi muda diharapkan dapat memahami sejarah perjuangan bangsa dan mengambil inspirasi dari keberanian serta keteguhan para pendiri bangsa dalam menjaga eksistensi Republik Indonesia di tengah ancaman penjajahan.