Hari Doa Besar
16 Mei, Jumat

Waktu Pelaksanaan
Hari Doa Besar dirayakan pada hari Jumat keempat setelah Paskah, sehingga jatuh antara pertengahan April hingga awal Mei setiap tahunnya. Hari ini merupakan hari libur resmi di Denmark, dan biasanya warga menikmati hari libur dengan kegiatan khas tertentu.
Tradisi dan Perayaan
Store Bededag memiliki nilai religius, tetapi dalam praktik modern hari ini lebih berperan sebagai hari istirahat dan kebersamaan. Meskipun asalnya sangat berkaitan dengan kegiatan doa dan menghadiri kebaktian, banyak tradisi keagamaan kini tidak lagi secara aktif diikuti oleh masyarakat umum. Beberapa kebiasaan yang masih bertahan antara lain:
- Konfirmasi Gereja: Beberapa keluarga Denmark memilih hari ini untuk merayakan konfirmasi anak-anak mereka, walaupun saat ini tidak lagi umum.
- Jalan-jalan sore: Adalah kebiasaan untuk berjalan-jalan santai pada malam sebelum Hari Doa Besar, sering kali diiringi dengan mengenakan pakaian formal atau rapi.
- Konsumsi gandsteker: Salah satu tradisi yang amat khas adalah membeli dan menikmati varme hveder, roti manis berbentuk bulat mirip roti susu, yang dipanggang dan disantap hangat pada malam sebelumnya. Tradisi ini dimulai karena toko roti ditutup pada hari libur keesokan harinya, sehingga masyarakat membeli roti terlebih dahulu.
Status Hari Libur
Hari Doa Besar diberikan status hari libur resmi di seluruh Denmark. Artinya, semua institusi pemerintahan, sekolah, dan banyak perusahaan tutup. Namun, pemerintah Denmark sempat mengusulkan penghapusan hari libur ini pada tahun 2023 demi efisiensi ekonomi — rencana ini memicu kontroversi di kalangan masyarakat dan pemuka agama serta menjadi topik perdebatan nasional.
Makna di Era Modern
Di masa kini, makna religius Hari Doa Besar sudah jauh berkurang dan bergeser menjadi hari untuk beristirahat, bersantai, dan bercengkerama bersama keluarga. Namun, bagi sebagian orang, hari ini masih memberikan kesempatan untuk refleksi, doa pribadi, atau ikut serta dalam kebaktian.
Hari Doa Besar mencerminkan bagaimana Denmark, meskipun merupakan negara dengan tradisi Kristen Lutheran yang kuat, mengalami sekularisasi tetapi tetap mempertahankan hari-hari libur tradisional sebagai bagian dari warisan budaya dan sosial mereka.