Raja Parba

14 - 16 Juni, Sabtu – Senin

Odisha

Raja Parba
© ShutterStock
Raja Parba adalah salah satu festival tradisional yang dirayakan di negara bagian Odisha, India. Festival ini merupakan perayaan feminin yang sangat unik dan berfokus pada penghormatan terhadap perempuan, kesuburan, dan kekuatan alam. Kata "Raja" berasal dari kata "Rajaswala", yang berarti perempuan yang sedang mengalami menstruasi. Festival ini merayakan masa menstruasi pertama Dewi Bumi (Bhudevi), yang dipercaya terjadi selama periode ini.

Durasi dan Waktu Perayaan
Raja Parba berlangsung selama tiga hari, biasanya pada pertengahan bulan Juni, bertepatan dengan awal musim hujan di wilayah tersebut. Tiga hari utama dalam festival ini adalah:

- Pahili Raja: Hari pertama, yang menandai persiapan untuk perayaan utama. Perempuan mulai beristirahat dari pekerjaan rumah tangga dan mengenakan pakaian baru.
- Raja Sankranti: Hari kedua, yang merupakan hari utama dari festival ini. Hari ini juga dikenal sebagai Mithuna Sankranti, yaitu saat matahari berpindah ke rasi bintang Gemini, menandai awal musim hujan.
- Basi Raja: Hari ketiga, yang berarti "hari setelah Raja". Perayaan masih berlangsung, tetapi mulai mereda.

Beberapa daerah juga merayakan hari keempat yang disebut Vasumati Snana, di mana perempuan memandikan batu penggiling (simbol Dewi Bumi) dengan air yang dicampur kunyit dan bunga.

Tradisi dan Aktivitas
Selama Raja Parba, perempuan dan anak perempuan:

- Beristirahat dari pekerjaan rumah tangga dan aktivitas berat
- Mengenakan pakaian baru dan perhiasan
- Menggunakan pacar (mehndi) di tangan dan kaki
- Bermain di ayunan (jhula) yang digantung di pohon-pohon
- Menikmati makanan khas seperti poda pitha (kue panggang tradisional Odisha)

Laki-laki juga ikut merayakan dengan bermain permainan tradisional dan menikmati makanan khas. Seluruh komunitas ikut serta dalam suasana gembira dan penuh kebersamaan.

Makna Budaya dan Sosial
Raja Parba memiliki makna yang mendalam dalam budaya Odisha. Festival ini tidak hanya merayakan kekuatan dan kesucian perempuan, tetapi juga memberikan waktu istirahat simbolis bagi Dewi Bumi, yang dianggap sedang mengalami menstruasi. Oleh karena itu, selama festival ini, aktivitas seperti membajak tanah atau menggali tanah dihentikan sebagai bentuk penghormatan.

Festival ini juga menjadi sarana untuk memperkuat ikatan sosial, khususnya di antara perempuan, dan menumbuhkan rasa hormat terhadap siklus alami tubuh manusia dan bumi.
Raja Parba – hari tersisa: 359. Buat Hitung Mundur ke Acara

Raja Parba di tahun-tahun lainnya

Situs ini menggunakan cookies. Dengan terus menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan kebijakan kami terkait penggunaan cookie.